Dari Bulletin Nur Muhammad :
Anakku buah hatiku,
Sebenarnya hati ibumu ini sudah menangis ketika ibu lihat matamu berkaca-kaca ketika ibu bercerita padamu tentang kematian. Tapi ibu menahan jatuhnya air mata ini demi engkau, supaya tidak bertambah sayu hatimu
Anakku,
Tahukah engkau mengapa ibu bercerita padamu tentang kematian yang kelak akan memisahkan engkau dengan ibu yang sangat engkau sayangi? Semata-mata agar engkau tahu bahwa kematian itu pasti terjadi padaku, juga padamu kelak.
Kematian pasti terjadi, karena itulah Rasulullah SAW menyuruh kita untuk tidak takut pada kematian. Tapi jangan pula engkau tersilap tentang makna tidak takut mati.
Tidak takut mati artinya mencintai akhirat karena mencintai Allah dan Rasul-Nya. Bukan menginginkan kematian karena kecewa pada dunia yang selalu menipu daya kita. Para Sahabat bisa menawan 3/4 dunia karena mereka cintakan akhirat dan rindui kematian. Sedangkan kita, umat Islam akhir zaman ini, seperti buih saja di lautan, karena terkena penyakit cinta dunia dan takut mati.
Anakku cahaya mataku
Kematian bukanlah sesuatu yang patut ditakuti. Dia hanya gerbang menuju dunia lain.
Bukankah bagi orang-orang yang mati di jalan Allah, Allah berjanji tetap akan memberi rizqi kepada mereka. Bahkan Allah berfirman: Jangan anggap mereka mati.
Bukankah bagi orang-orang yang mati di jalan Allah, Allah berjanji tetap akan memberi rizqi kepada mereka. Bahkan Allah berfirman: Jangan anggap mereka mati.
Karena itu anakku, kejarlah akhirat, hiduplah untuk kehidupanmu yang kekal abadi nanti di akhirat. Jangan tertipu oleh dunia yang hanya sementara ini. Persiapkanlah kematianmu seperti engkau esok akan mati. Maknanya, engkau akan bersungguh-sungguh beramal untuk akhiratmu.
Apa saja amalan itu, anakku?
Bekerjalah engkau serajin-rajinnya untuk dapatkan redha Allah, niatkan dan persembahkan semua perbuatanmu hanya untukNya saja, lakukanlah sesuai cara yang Dia redha, janganlah melakukan apa-apa yang Dia larang, jangan tinggalkan ibadah yang asas dan jangan lupa, bila engkau dapatkan hasil dari usahamu itu persembahkanlah hasilnya untuk-Nya juga.
Bila sampai waktumu menghadap-Nya, bersiap-siaplah engkau seperti engkau akan menghadap raja, bahkan lebih-lebih lagi karena Dia adalah Raja segala Raja. Serahkan hatimu untuk-Nya. Persiapkan lahirmu sebaik-baiknya.
Dalam keseharianmu, besarkanlah Dia, besarkanlah Akhirat. Bila engkau bertanya apa artinya, maka aku menjawab: tawadhu’ lah engkau di bumi-Nya, bersabarlah dalam setiap ujian yang menimpamu, pemurahlah karena engkau tidak akan papa karenanya, jangan dengki karena Allah benci pada orang yang dengki walau ibadahnya sebanyak apa.
Dalam keseharianmu, besarkanlah Dia, besarkanlah Akhirat. Bila engkau bertanya apa artinya, maka aku menjawab: tawadhu’ lah engkau di bumi-Nya, bersabarlah dalam setiap ujian yang menimpamu, pemurahlah karena engkau tidak akan papa karenanya, jangan dengki karena Allah benci pada orang yang dengki walau ibadahnya sebanyak apa.
Doakanlah manusia di sekelilingmu, bahkan doakanlah orang yang membencimu, maka cinta Allah akan mengalir deras padamu. Pembersihlah karena Allah suka hamba-Nya bersih.Tolonglah siapa saja yang memerlukan pertolongan, kalau engkau tidak ada kesanggupan untuk menolong mereka, doakanlah agar Allah menolong mereka dengan cara-Nya. Menangislah diatas dosa-dosamu.
Hormatilah guru-gurumu. Kasihilah orang yang lemah diantara manusia. Penyayanglah kepada bawahanmu, pemaaflah pada mereka, nanti Allah juga akan penyayang kepadamu.
Mudahkanlah segala urusan orang yang berurusan denganmu agar urusanmu dipermudah Allah.
Banyakkan sholawat untuk Nabi kita, sebab tanpa Beliau kita tidak akan pernah sampai kepada Allah. Sesungguhnya, Nabi kita itu selalu berdoa untuk umatnya. Menangisi kita dan sangat kuatirkan keselamatan kita. Karena itulah Beliau menangis sambil merintih “Ummati, ummati, ummati” dihari kewafatannya karena Beliau ternampak ummatnya terlepas daripadanya. Kasihnya Rasulullah pada kita, anakku, adalah jauh melebihi kasihnya ibu padamu. Karena itu Beliau sanggup bersholawat 10 kali untukmu setiap engkau bersholawat sekali padanya. Malunya kita padanya. Semakin kita banyak sholawat untuknya, makin banyak dia doakan kita… Artinya, jasa Rasulullah pada kita tidak akan pernah mampu kita membalasinya.
Anakku
Jangan menangis bila ibumu ini kelak menutup matanya. Jangan tangisi jasad ibu yang kaku dan harus dikubur. Karena kematian itu bukan pemisah, kita masih bisa terhubung anakku. Kalau engkau doakan ibumu ini, engkau kirimkan Al Fatihah, engkau kirimkan sholawat, maka sebenarnya itu sampai pada ibu kelak. Karena kan kampung kita yang sebenarnya adalah di Akhirat. Jadi tidak mungkin Allah putuskan perhubungan antara dua kampung. Justru kematian itu penghubung antara 2 kampung. Tidakkah engkau sering mendengar kisah-kisah perhubungan antara dua kampung itu?
Itulah tanda bahwa 2 kampung itu, yaitu kampung dunia dan kampung akhirat saling terhubung.
Jadi anakku, cintailah akhirat, rinduilah kematian. Maka engkau tidak akan terlalu sedih ketika ibumu ini pergi lebih dahulu ke kampung asal kita. Kalau engkau bertanya, kenapa Rasulullah pun menangis ketika anakknya wafat. Maka aku jawab, itu fitrah manusia yang akan menangis bila bersedih. Tapi hati orang beriman dia akan sabar dan redha. Sehingga mulut kita tidak akan mengatakan sesuatu yang dibenci Allah…
Aku harap engkau menjadi tenang sekarang, anakku. Kalaupun sedih, tidaklah sesedih kalau aku tidak ceritakan semua ini padamu…
Sekarang tidurlah, jangan lupa hadiahkan sholawat untuk kekasih-Nya…mudah-mudahan Dia pun mencintai kita karena kita mencintai kekasih-Nya…
(Ditulis oleh Tim Zon Jawa 1)
No comments:
Post a Comment